News Ticker

Digitalisasi dan Fintech Jadi Tantangan Industri Perbankan

By Admin - Rabu, 08 Mei 2019

Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menilai kemajuan teknologi yang merubah cara hidup penduduk dan kehadiran perusahaan-perusahaan teknologi finansial (tekfin/fintech) menjadi tantangan bagi industri perbankan. Perbankan yang diatur bersama dengan manajemen risiko ketat mesti mampu beradaptasi melawan tekfin yang lebih lincah bergerak karena regulasinya belum ketat.

Hal berikut disampaikan oleh Ketua Umum Perbanas yang juga Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo. "Kita mesti berkhayal bank demikianlah terstruktur bersama dengan risk management ketat, lebih-lebih bank milik negara (BUMN). Kita mesti beradaptasi melawan pemain fintech yang relatif tidak ada regulasinya," kata Kartika, di kantornya, Jakarta, Rabu (14/11).

Dari sisi internal, industri perbankan mesti mesti membangun tim yang memiliki kemampuan dan kecepatan beradaptasi di tengah jaman digitalisasi. Di sisi lain, perbankan mesti tetap memelihara aspek-aspek risiko operasional, risiko manajemen, juga keamanan. Sementara itu, industri tekfin mampu bereksperimen bersama dengan lebih jauh dan lebih bebas.

Salah satu cara adaptasi yang ditunaikan oleh Bank Mandiri bersama dengan membentuk anak perusahaan yang bergerak di bidang modal ventura yang mampu laksanakan penyertaan modal di industri tekfin. Hal itu ditunaikan agar Bank Mandiri mampu mengerti bagaimana cara mengembangkan aplikasinya, bagaimana pesaing berpikir, dan bagaimana perbankan mampu berkolaborasi bersama dengan mereka.

Tantangan dari ekternal singgah dari sisi nasabah dan regulator. Menurut Kartika, nasabah tidak peduli siapa yang memfasilitasi pembayaran yang dilakukannya. Apakah mengfungsikan tekfin, Visa, Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), atau layanan dari perbankan itu sendiri. "Yang mutlak pembayarannya mampu terlaksana bersama dengan cepat, aman, dan mampu beri tambahan benefit bersama dengan ada promo-promo yang memeberikan benefit," kata Tiko.

Sementara itu, dari sisi regulasi yang dipayungi oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kartika menilai ruangan yang diberikan kepada industri perbankan tetap sempit. Untuk itu, dari sisi regulasi, Perbanas terus mengusahakan memperluas ruang gerak perbankan agar perbankan mampu meningkatkan kecepatannya di dalam bersaing bersama dengan industri non-tradisional tersebut.

Topik-topik soal Revolusi Industri 4.0 di industri perbankan dan tantangannya ini akan dibahas di dalam Indonesia Banking Expo (IBEX) 2018 yang diselenggarakan, Kamis (15/11), di Hotel Fairmont, Jakarta. Dari aktivitas ini diharapkan akan diperoleh kesepahaman tentang peran masing-masing sektor serta pemakaian teknologi yang mampu mendorong perkembangan ekonomi.

Ketua Steering Committee IBEX 2018 yang juga Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan, sektor perbankan sesungguhnya mengerti jawaban pada pergantian akibat revolusi teknologi ini mesti holistik dan strategis. Selain itu, juga mesti melibatkan semua pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta, sampai akademisi dan penduduk secara luas. "Perbankan tengah mengidentifikasi cara-cara yang efektif untuk berevolusi di dalam lingkungan yang semakin kompetitif," kata Tigor pada kesempatan yang sama.

Menurut Tigor, digitalisasi di sektor ekonomi membawa kegunaan bagi customer serta mengakses kesempatan pekerjaan dan mendorong perkembangan ekonomi. Teknologi Info dan komunikasi (TIK) yang terdigitalisasi serta terhubung, akan sangat mungkin aktivitas ekonomi modern ditunaikan bersama dengan lebih fleksibel, tangkas, dan cerdas. Namun, ekonomi digital tetap menjadi tantangan karena sifat kompleksitasnya.

Industri perbankan mesti mengerti bagaimana teknologi maju mampu dimanfaatkan untuk memaksimalkan kesempatan inovasi, model, dan sistem di dalam berbisnis yang diimplementasikan pada produk dan layanan. Di sisi lain, perbankan tetap dihadapkan pada isu berkaitan kepercayaan, privasi, dan transparansi yang mesti ditangani seiring bersama dengan semakin intensifnya transformasi teknologi finansial di Indonesia.