News Ticker

Lippo Karawaci Cari Pendanaan Rp 14,5 T, Salah Satunya untuk Meikarta

By Admin - Rabu, 08 Mei 2019

PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) tengah mencari pendanaan senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/dolar) sebagai anggota berasal dari rencana transformasi. Dana yang diperoleh ini dapat digunakan keliru satunya untuk mengembangkan mega proyek Meikarta dengan menyuntikan dana sampai US$ 200 juta (Rp 2,9 triliun). 

Untuk memenuhi pendanaan selanjutnya mereka dapat menaikkan modal dengan melakukan rights issue dengan obyek dana US$ 730 juta (Rp 10,6 triliun). Sisanya, lewat divestasi aset dengan obyek dana US$ 280 juta (Rp 4,1 triliun).

Investasi ini dikerjakan tentang rencana Penawaran Umum Terbatas (PUT) anak bisnis mereka yang menggarap proyek Meikarta, yaitu PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK).

Lippo Karawaci miliki persetujuan untuk belanja berdasarkan hak yang dimiliki pro-rata 54,4% berasal dari PUT Lippo Cikarang. Selain itu, Lippo Karawaci bertindak sebagai customer siaga untuk tiap-tiap hak tersisa yang tidak digunakan oleh pemegang saham lain Lippo Cikarang.

Berdasarkan info formal perusahaan, rencana rights issue Lippo Karawaci, dapat dieksekusi pada semester pertama tahun ini. Aksi korporasi ini dijamin oleh PT Inti Anugerah Pratama (IAP) selaku pemegang saham pengendali Lippo Karawaci. Mereka dapat bertindak sebagai customer siaga untuk tiap-tiap saham rights issue tersisa yang tidak digunakan oleh pemegang saham lainnya.

Hingga saat ini, telah tersedia dua pihak yang di tandatangani perjanjian untuk mengambil alih haknya dengan belanja saham. Total komitmennya senilai US$ 70 juta (Rp 1,02 triliun). Mereka adalah George Raymond Zage III lewat Tiga Investments Pte Ltd. dan Chow Tai Fook Nominee Limited lewat anak usahanya  Swift Hunter Limited.

Harga eksekusi HMETD telah ditetapkan oleh Perseroan dengan harga Rp 235 tiap-tiap saham. Ada pun, rencana rights issue perlu mendapat persetujuan berasal dari pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan terjadi pada 18 April 2019 mendatang. Selain itu termasuk dibutuhkan pengakuan efisien berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sementara, untuk divestasi aset, Lippo Karawaci dapat menjajakan sahamnya pada dua bisnis patungan layanan kesehatan di Myanmar, yaitu 35% saham di Pun Rumah sakit Hlaing International Hospital Limited kepada OUE Lippo Healthcare Limited dan 40% saham di rumah sakit Yoma Siloam Hospital Pun Hlaing Limited. Penjualan ini diinginkan membuahkan dana fresh US$ 20 juta (Rp 290 miliar)  saat transaksi selesai pada semester pertama 2019.

Aset lainnya yang dapat mereka jual, yaitu komponen ritel Lippo Mall Puri dengan keseluruhan nilai penjualan US$ 260 juta kepada Lippo Malls Indonesia Retail Trust. Akuisisi ini, ditargetkan selesai pada semester kedua 2019, tunduk pada persetujuan regulator, pemegang saham, dan pihak-pihak lainnya.

Selain untuk pengembangan proyek Meikarta, mereka bermaksud menginvestasikan dana ini untuk proyek-proyek utama yang tengah berjalan. Hingga tiga tahun ke depan, Lippo Karawaci dapat menginvestasikan sampai US$ 100 juta berasal dari penerimaan pendanaan di dalam pengembangan delapan proyek utama yang saat ini tengah dibangun.

Proyek-proyek selanjutnya yaitu Holland Village, Millenium Village, Monaco Bay Residences, St Moritz Makassar, Perkantoran Kemang, Embarcadero, Perkantoran Lippo Thamrin, dan Holland Village Manado.

Tidak hanya itu, mereka termasuk gunakan dana ini untuk turunkan rasio utang pada aset di dalam neraca. Jumlahnya sampai US$ 275 juta (Rp 3,98 triliun) berasal dari jumlah utang yang tersedia lewat penawaran tender obligasi dan pembayaran utang.

Selain itu, lewat pendanaan ini, mereka termasuk dapat sediakan buffer likuiditas sebesar US$ 290 juta (Rp 4,2 triliun) untuk mendanai semua pembayaran bunga utang dan perlindungan pendapatan untuk Real Estate Investment Trust (REIT). Serta, berlebihan buffer kas sebesar US$ 25 juta (Rp 362,5 miliar) untuk modal kerja dan keperluan umum perusahaan.

Lippo Karawang berkomitmen untuk menjaga 30,7% sahamnya di Lippo Malls Indonesia Retail Trust dengan berpartisipasi di dalam rencana penggalangan modal di jaman yang dapat mampir yang tentang dengan akuisisi Puri Mall. Hal ini diperkirakan dapat perlu sekitar US$ 60 juta (Rp 870 miliar) dana berasal dari Lippo Karawaci.

Terakhir, keseluruhan US$ 60 juta (Rp 870 miliar) dapat dibayarkan untuk pajak sebagai anggota berasal dari penjualan Puri Mall dan biaya-biaya lain tentang transaksi selanjutnya serta kewajiban sewa REIT.

Tags: