News Ticker

Mahalnya Harga Tiket Pesawat Menghambat Pertumbuhan Konsumsi di Kuartal I

By Admin - Rabu, 08 Mei 2019

Pertumbuhan mengonsumsi rumah tangga pada triwulan I 2019 sebesar 5,01% atau naik tidak tebal dibandingkan triwulan pada mulanya sebesar 4,94%. Padahal, pemerintah telah menggelontorkan pemberian sosial untuk kelas menengah bawah. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan harga tiket pesawat menjadi penghambat perkembangan mengonsumsi rumah tangga.

"Tingkat penghunian kamar hotel lebih rendah dari 2017. Jumlah penumpang pesawat termasuk menurun. Jadi perkembangan mengonsumsi rumah tangga ada efek dari sana (harga tiket pesawat)," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (5/6).

Perkembangan komponen restoran dan hotel secara lebih rinci pada triwulan I tahun 2019 lebih rendah dibandingkan sebelumnya, yaitu 5,42% (year on year/yoy) dibandingkan perkembangan tahun lalu sebesar 5,64%. Selain itu, perkembangan pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya termasuk lebih rendah. Pada triwulan I 2019 hanya tumbuh 4,87%, lebih rendah bila dibandingkan triwulan I 2018 yang tumbuh 5,03%. Sementara, perkembangan komponen lainnya tercatat lebih membaik.

Namun, Suhariyanto sangat percaya perkembangan mengonsumsi rumah tangga bakal meningkat pada triwulan II ditopang oleh mengonsumsi Ramadan dan Lebaran. Namun, Suhariyanto menghendaki ada perbaikan harga tiket pesawat lantaran dampaknya pada mengonsumsi bakal signifikan.

Sebelumnya, BPS melaporkan kuantitas penumpang pesawat pada Maret 2019 mengalami penurunan 1,7 juta orang dibandingkan Maret 2018 atau turun 21,94%. Adapun, kuantitas penumpang pesawat domestik pada Maret 2019 meraih 6,03 juta orang, lebih rendah dari bulan yang serupa tahun lalu, sebesar 7,73 juta orang. Namun, kuantitas penumpang pesawat pada Maret 2019 masih tercatat naik 7,18% dibandingkan Februari 2019, sebesar 5,63 juta orang.

BPS mencatat, kenaikan harga tiket pesawat berlangsung di 39 kota. Beberapa di antaranya ialah Banjarmasin mengalami kenaikan sebesar 23%, Surakarta naik 16%, dan Tanjung Pinang naik 13%. Kemudian, Malang mengalami kenaikan tiket pesawat sebesar 12%, Maumere dan Singkawang 11%, dan juga Bengkulu dan Pontianak sebesar 10%.

Jumlah penurunan penumpang pesawat domestik termasuk berdampak pada tingkat penghunian kamar (TPK) hotel. Pada Maret lalu, kuantitas TPK hotel klasifikasi bintang sebesar 52,89% atau turun 4,21 poin dibandingkan Maret 2018 sebesar 57,10. Sementara dibandingkan bulan sebelumnya, kuantitas TPK Maret mengalami peningkatan 0,45 poin dari posisi Februari 2019 sebesar 52,44%.